Osaka di malam hari
Yippiii...Sahabat
Linda. Senang sekali rasanya saat itu ketika pagi hari sudah tiba. Karena saat
itu merupakan hari dimana saya bersama beberapa senpai melakukan kegiatan tour
ke Osaka. Dan senangnya lagi bahwa saat itu kami juga melakukan kunjungan di Toko
kue Parish, di mana toko kue tersebut adalah toko yang memesan tile buatan
saya.
Sebelumnya saya kasih info ke sahabat tentang kota Osaka supaya sahabat makin imaginative saat baca coretan saya :D . Well, Osaka merupakan sebuah kota yang berada di wilayah Kansai. Osaka
ditetapkan sebagai salah satu kota terpilih di Jepang yang didasarkan
pada Undang Undan Otonomi Lokal. Kota Osaka merupakan kota dengan
penduduk terbesar nomor tiga di Jepang setelah kota utama Tokyo dan
Yokohama. Osaka berada di Pulau Honshu, dimulut Sungai Yodo. Osaka
merupakan pusat industri dan pelabuhan untuk kawasan metropolitan
Osaka-Kobe-Kyoto. Di sebelah Timur, Osaka berbatasan dengan Kyoto dan
Nara dan disebelah Baratnya berbatasan dengan Kota Kobe Jepang.
Yap, kurang lebih seperti itu sahabat. sekarang saya akan memulai coretan saya ketika tour ke Osaka. Saat itu kami
berangkat dari Shigaraki pukul 9 pagi. Selama waktu kurang lebih 1,5 jam
perjalanan kami sampai di Osaka. Dan di tengah perjalanan kami mampir sebentar
di tempat peristirahatan (seperti terminal) namun bedanya di sini tempat
tersebut bukan tempat transit, namun tempat bagi para musafir yang lelah dan
ingin istirahat untuk sekedar ke toilet, makan, merokok. Tempatnya sangat
bersih, dan nyaman.
grand front osaka
Tujuan pertama
kami pada saat itu adalah Graft studio. Graft studio meruppakan studio yang
dibentuk oleh beberapa desainer profesional, baik desainer interior, desainer
keramik, desainer accecories, dll. Studio tersebut menerima konsultasi dari
customer mengenai desain suatu benda. Serta melayani pembuatan benda fungsional
maupun benda hias lain yang beragam. Di studio tersebut terpajang beberapa
sampel artwork mereka yang telah mereka kerjakan. Tertata sangat rapi dan
menarik, selain itu untuk membuat customer betah di graf studio, maka di studio
tersebut juga terdapat cafe dengan menu beragam. Totally, studio tersebut
menginspirasi saya.
Graf Studio
display Keramik hasil desain graf studio
asesoris dan desain interior
ini dia desainer di balik kesuksesan graf studio
Tujuan ke 2
merupakan tempat tujuan yang saya tunggu-tunggu. Toko kue Parish, yah... toko kue yang
terletak tidak jauh dari Osaka Eki ini telah memesan tile yang saya buat. Saya
penasaran bagaimana jadinya display tile saya tersebut di sebuah toko kue yang
open kitchen. Dari Graf Studio sekitar 10 menit kami berjalan menuju Toko Kue
Parish. Toko kue tersebut memang kecil, namun setelah masuk ke dalam saya
disambut oleh tiles yang dipasang secara rapi tepat setelah pintu masuk toko,
selain itu mereka juga memasang tile buatan saya di tepi dinding sebagai hiasan
interior. Dengan tanah earthenware, glasir putih serta tarian api yang membekas
di tiles saat proses pembakaran semakin menambah kesan natural di toko
tersebut. Meski buatan saya belum sesempurna keramikus yang mahir, namun saya
sangat senang karena ada yang menghargai dan menginginkan karya saya. Karena
memang passion saya ada di keramik dan memasak Selain itu, saya juga tertrarik
dengan konsep toko roti tersebut yang open kitchen. Pembeli dapat langsung
melihat proses pembuatan roti yang akan mereka pesan. Dan tentunya dengan
demikian roti-roti yang disuguhkan fresh from the oven. Kembali lagi saya belajar hal baru di tujuan
ke 2 ini.
suasana antrian di dalam toko kue Parish
menu roti yang dihidangkan
open kitchen
Well, lanjut kemudian ke tempat tujuan ke 3. Grand front Osaka.....grand front Osaka dijadikan tempat tujuan terakhir karena siapa tahu ada yang ingin shopping atau sekedar melihat-lihat suasana di grand front Osaka, seperti saya J. Pertamanya sih ingin membeli sepatu karena memang saat itu saya sedang butuh sepatu untuk musim dingin, hem.. namun niat saya tersebut saya urungkan karena melihat harganya yang super WOW. Mulai 1 jutaan sampai yg ndak bisa dibayangkan harganya utuk sebuah sepatu. Karena merasa lelah, senpai mengajak saya istirahat, kami beristirahat di salah satu cafe yang menyediakan menu serba ocha, green tea jepang. Saya memesan zenzai dan minuman anko hangat. Begitu nikmat disantap setelah kaki lelah menyusuri sudut grand front satu ke sudt yang lain.
grand front osaka
green tea ice cream (punya saya)
kuro matcha (milik senpai)
Jam 4 sore kami
selesai dari grand front, pulang? Ternyata belum selesai. Orang Jepang memang
sangat totalitas dlm hal apapun, termasuk totalitas wisata :D . Bagi mereka waktu
utk bersenang senang, ya saat itulah dipuaskan untk bersenang senang. Senpai
bertanya pada saya ingin menu makan malam apa, saya bingung. Karena sebenarnya
saya masih kenyang dg menu zenzai sebelumnya. Kami menuju ke restoran Jepang
yang menyediakan menu khas Jepang. Saya hanya
memesan appetizer saja, karena memang perut sebenarnya sudah kenyang. Namun
senpai memesan beberapa hidangan yang melimpah lengkap dengan sake panas.
Karena saya tidak minum alkohol jadi saya hanya memesan jus jeruk J. Dan di restoran tersebutlah perjalanan
tour kami selesai.
dinner
sashimi
so, sampai jumpa di coretan Linda berikutnya. :)
No comments:
Post a Comment