Perumahan di Jepang


Nyuplik dari website halojepang, saya ingin share tentang rumah di Jepang.Kalian ingin mencoba tinggal di Jepang? Jika ya, maka kalian membutuhkan tempat tinggal. Salah satu caranya adalah dengan memiliki rumah. Nah, kira-kira bagaimana ya cara memiliki rumah di Jepang? Apa yang perlu kalian persiapkan? Pada postingan ini, haloJepang.blogspot akan membahasnya khusus untuk kalian!

Perumahan di Jepang ada yang bergaya tradisional dan modern. Kalian tinggal pilih saja sesuai selera kalian. Ada dua pola perumahan yang dominan di Jepang, ada yang berupa rumah-rumah keluarga (seperti kebanyakan di Indonesia) dan juga bangunan multi-unit yang dimiliki oleh individu atau korporasi yang disewa kan sebagai apartemen atau dimiliki oleh penghuni. Nah ada lagi jenis tempat tinggal tambahan di Jepang terutama untuk orang yang belum menikah, seperti rumah kos (populer di kalangan mahasiswa), asrama(umum di perusahaan), atau pun barak(untuk anggota pasukan bela diri Jepang (自衛隊 Jieitai), polisi, ataupun karyawan publik lainnya).

rumah tradisional Jepang Sukiya-zukuri (数寄屋造り?)
rumah apartemen di Jepang
Terdapat aturan di Jepang untuk rumah-rumah dengan usia tertentu. Rumah-rumah yang sudah tua akan dirobohkan dan dibangun kembali. Umumnya 20 tahun untuk bangunan dari kayu dan 30 tahun untuk bangunan dari beton.

Statistik Perumahan

kantor Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang
Pada tahun 2003 diadakan survei perumahan dan lahan yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang (総務省 Sōmu-shō) menunjukkan bahwa di Jepang saat itu terdapat 53.890.900 unit rumah. Dari total angka tersebut, 86.9% rumah dalam keadaan digunakan (didiami) dan sisanya kosong. 61,2% dari total unit rumah yang didiami, dimiliki oleh rumah tangga penduduk. Sebanyak 17.180.000 unit rumah berada di daerah perkotaan dan sebanyak 27.553.000 unit rumah berada di daerah pedesaan.

Seperti di Indonesia, warga Jepang banyak tinggal di rumah keluarga. Tetapi angka statistik menunjukkan bahwa persentase keluarga yang memilih menggunakan rumah tinggal keluarga terus menurun.

Pada tahun 1980-an, harga rumah baru di Jepang berkisar 5-8 kali pendapatan rata-rata tahunan orang Jepang. Jangka waktu pinjaman untuk rumah adalah 20 tahun dengan uang muka sebesar 35%.

Desain Interior

Rumah Tradisional

Rumah tradisional Jepang tidak memiliki ruangan yang dimaksudkan khusus untuk fungsi tertentu kecuali ruangan pintu masuk (genkan, 玄关), dapur, kamar mandi, dan toilet. 
genkan
Setiap ruangan sisanya bisa menjadi ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, atau ruang belajar. Hal ini dimungkinkan karena semua perabot merupakan perabot portable yang disimpan di dalam oshiire (lemari besar tempat penyimpanan barang). 
oshiire
Penting untuk diketahui bahwa ruang tamu di Jepang sering di ekspresikan sebagai i-ma atau 'ruang hidup'. Karena ukuran ruangan dapat diubah dengan mengubah partisi ruangan. Rumah tradisional besar Jepang sering hanya memiliki satu i-ma (ruang tamu/ ruangan) dibawah atap, sementara dapur, kamar mandi, dan toilet merupakan bagian tambahan yang menempel di sisi rumah.

rumah kusakabe, dibuat tahun 1879
Partisi di dalam rumah dibuat dengan menggunakan fusuma. Fusuma adalah pintu geser yang terbuat dari kayu dan kertas yang mudah di pindah-pindahkan.

fusuma
Pada pinggir rumah terdapat rōka, bagian rumah dengan lantai kayu mirip seperti lorong. Rōka dan i-ma dipisahkan dengan shōji, pintu geser yang juga terbuat dari kayu dan kertas. Perbedaan shōji dengan fusuma adalah kertas yang digunakan shōji lebih tipis sehingga cahaya matahari dapat masuk ke dalam ruangan.


rōka & shōji
shōji
Area di luar rōka dilindungi oleh pagar kayu untuk melindungi rumah pada malam hari. Atap tambahan dibuat untuk melindungi rōka dari air hujan & salju. Ketika musin angin topan, semua bagian rumah akan disegel sepenuhnya. Atap rumah tradisional dibuat dengan bahan tanah liat dan kayu dan ditutupi dengan ubin atau jerami.

atap jerami
rumah dengan atap jerami
Ketika terdapat acara kumpul-kumpul di rumah, partisi-partisi rumah akan dipindahkan untuk membuat satu ruang pertemuan dengan ukuran besar. Pada waktu normal, rumah ditata dengan partisi-partisi yang lebih kecil untuk aktivitas sehari-hari. 

Rumah Modern

Untuk mencari rumah modern, biasanya ada di iklankan oleh perusahaan-perusahaan real estate. Jika kalian melihat iklannya, biasanya disertai dengan angka untuk menunjukkan jumlah ruangan, misalkan 1R atau 2LDK. R menunjuk pada ruangan, L untuk living room (ruang keluarga) , D untuk dining room (ruang makan), dan K untuk kicthen (dapur). Pada contoh ini memang kamar mandi dan toilet tidak disebutkan, akan tetapi tetap ada di dalam rumah tersebut hanya saja ukurannya kecil. Angka yang terdapat sebelum huruf-huruf itu menunjukkan jumlah ruangan tambahan serba guna. Sering kali juga ruangan di rumah ini dipisahkan dengan fusuma, sehingga kalian bisa membuat satu ruangan yang besar.

Iklan perumahan juga bisa menambahkan informasi ukuran ruangan, khususnya ukuran ruang tengah/ ruang keluarga yang alasnya menggunakan tatami(tikar dari jerami).

Genkan

genkan
Salah satu ciri rumah di Jepang adalah area pintu masuk, Genkan. Genkan adalah ruang kecil yang ketinggiannya sama dengan dataran di luar rumah, di mana ketika orang datang wajib untuk melepas sepatu nya. Setelah melepas sepatu barulah orang tersebut dapat naik masuk ke dalam rumah. Ujung sepatu yang ditaruh dilantai harus mengarah ke pintu masuk. Dekat dengan genkan biasanya terdapat rak/ lemari yang disebut getabako. Getabako dapat digunakan untuk menaruh sepatu dan mengambil sendal rumah untuk dipakai di dalam rumah.

genkan
getabako

Toilet

Toilet di rumah Jepang terletak jauh dari kamar mandi. Ukuran ruangan nya pun tidak besar dan di dalamnya hanya ada jamban saja. Ketika hendak masuk, kalian harus mengganti sendal kalian dengan sendal plastik khusus yang sudah disediakan.

toilet jepang

Dapur

dapur modern Jepang
Dapur modern dalam rumah Jepang diperlengkapi dengan peralatan seperti kompor, panggangan ikan, dan lemari es. Kompor yang digunakan ialah kompor gas, meski pun belakangan ini kompor elektrik juga banyak disukai. Kompor yang digunakan biasanya memiliki 2 hingga 4 tempat memasak dan sebuah panggangan ikan yang terletak di dalam kompor. Kebanyakan dapur memiliki kipas pembuangan listrik (exhaust). Selain itu juga terdapat beberapa perabot seperti microwave, rice cooker, pemanggang roti listrik, dan teko air panas. Mesin pencuci piring jarang digunakan. Kran air biasanya tersedia dalam air panas dan air dingin.

tipe kompor yang umum digunakan di Jepang

dapur tradisional Jepang

Kamar Mandi

Rumah Jepang biasanya memiliki beberapa ruangan untuk kamar mandi. Ruangan berbeda digunakan untuk toilet, wastafel, dan ofuro (ruang untuk mandi). Pada apartemen, karena hanya memiliki ruangan yang kecil sehingga ketiga ruangan ini disatukan ke dalam sebuah ruangan. Ruangan yang terdapat wastafel, biasa disebut juga dengan ruang ganti pakaian. Di ruangan ini juga biasanya diletakkan mesin cuci pakaian. 



Ruangan yang berisi bak mandi dibuat dengan bahan kedap air. Di ruangan ini ada cukup tempat untuk mencuci dan mandi dengan menggunakan shower / pancuran. Oleh karena itu air mandi tidak akan kotor tercampur dengan sabun sehingga bisa digunakan ulang. Banyak desain mesin cuci di Jepang yang memiliki pipa/ selang tambahan untuk menarik air dari bak mandi.


 

Washitsu

Banyak rumah di Jepang memiliki setidaknya satu ruangan dengan dekorasi tradisional, yang disebut dengan washitsu (和室) . Dimana lantainya menggunakan tatami, shoji untuk menutupi jendela, fusuma, dan oshiire untuk menyimpan kasur, serta langit-langit yang menggunakan kayu. Fungsi ruangan ini bisa digunakan sebagai ruang keluarga pada siang hari dan menjadi ruang tidur pada malam hari. Biasanya juga diletakan zabuton (座布団), kursi khusus di Jepang yang digunakan untuk duduk di atas lantai.

washitsu
zabuton

Rumah Satu Ruangan

Rumah satu ruangan (wan rūmu manshon ワンルームマンション), adalah gaya apartemen di Jepang dimana hanya ada satu ruangan kecil (biasanya 10 meter persegi) dan sebuah kamar mandi. Karena ukurannya yang sangat kecil sehingga biasanya disewa oleh individu tunggal. Jika lebih dari satu orang sangat sulit untuk melakukan aktivitas karena ukurannya yang sangat kecil. Sebagian apartemen di Jepang memiliki tipe ruangan seperti ini, meski pun diantaranya juga menyediakan unit keluarga yang luasnya lebih luas.

wan rūmu manshon

Keperluan

Pemanas

Memiliki pemanas ruangan di Jepang sangat umum dijumpai. Alat pemanas yang digunakan biasanya menggunakan bahan bakar minyak tanah, gas, atau listrik. Jika kalian menyewa apartemen, jarang disediakan pemanas atau pendingin ruangan. Tetapi mereka menyediakan tempat dan pipa khusus jika kalian ingin memasang alat pemanas/ pendingin ruangan. Penghuni apartemen membeli alat pemanas tersebut dan membawanya jika mereka pindah ke tempat lain.

penghangat ruangan minyak tanah

Di bagian utara Jepang, pemanas lantai atau biasa disebut yukadanbō (床暖房), umum digunakan. Jenis pemanas ini menggunakan semacam cairan yang dipanaskan dan disalurkan di bawah lantai sehingga membuat lantai rumah menjadi hangat. Karena harganya yang mahal sehingga alat ini hanya dipasang untuk ruang-ruang tertentu seperti ruang tamu atau ruang ganti baju. Penggunaan karpet listrik juga populer belakangan ini. Karpet ini dapat menghasilkan panas.

yukadanbō

Terakhir yang masih banyak digunakan adalah kotatsu. Kotatsu adalah alat penghangat tradisional berbentuk meja. Kotatsu ini merupakan salah satu favorit orang Jepang untuk menghangatkan tubuh di musim dingin.

Listrik

Sebagian besar tempat tinggal di Jepang terhubung dengan jaringan listrik nasional dengan menggunakan sistem standar 3 kabel/ kawat 100 volt. Outlet listrik (colokan listrik) dengan tegangan 100 V tersebar diseluruh rumah untuk keperluan umum. Beberapa outlet dengan tegangan 200 V juga dapat ditemui untuk menghubungkan listrik dengan alat-alat yang membutuhkan tegangan besar seperti pendingin udara atau kompor pemanas. 



Jika di Indonesia, colokan listrik umunya memiliki dua slot, sedangkan di Jepang standarnya adalah tiga slot seperti tampak pada gambar di bawah.

 


Penerangan

Peralatan penerangan biasanya disediakan oleh penghuni rumah tersebut. Banyak rumah yang dibangun tidak disertai lampu langit-langit untuk di ruang tengah, ruang makan, dan kamar tidur. Tetapi jangan takut karena tempat untuk menaruh lampunya sudah disediakan. Untuk dapur, kamar mandi, dan koridor biasanya sudah disediakan lampu. Lampu yang digunakan umumnya menggunakan lampu neon dan LED.

gurō-kyū "glow bulb"
lampu jujube karena bentuknya mirip dengan buah jujube
buah jujube

lampu taman di Jepang

Mobil

Di luar wilayah pusat kota atau kota-kota besar, warga Jepang memarkirkan mobil mereka di dalam atau di dekat rumah mereka. Beberapa rumah keluarga memiliki garasi, ada juga yang menyimpan mobil mereka dipekarangan rumah atau di bawah carport. Jika menggunakan carport, pastikan dibangun dengan desain yang tahan salju tebal dan angin kencang.

carport

desain carport pada sebuah rumah di Tokyo
Bangunan apartemen dan kondominium memiliki tempat parkir yang bisa digunakan bagi warga yang memiliki kendaraan. Selain itu juga warga Jepang bisa menyewa fasilitas "elevator parking"  dimana mobil disimpan didalam bangunan dengan menggunakan lift/ elevator untuk menyusun/ memarkirkan mobil secara otomatis. Alternatif lain adalah menyewa tempat parkir di sebuah lahan terbuka yang memang disewakan untuk tempat parkir dimana biasanya disewakan per bulan, atau yang disebut dengan tsukigime chūsha (月極駐車).

parking elevator

bangunan parking elevator

tsukigime chūsha

Konstruksi & Regulasi

Banyak perumahan di Jepang yang dibangun oleh konstruktor-konstruktor Jepang seperti Matsushita (anak perusahaan Panasonic), Misawa Home, Mitsui, dan Sumitomo Forestry. Sebuah bangunan / rumah kayu memiliki batas ketinggian 2 (dua) lantai. Beberapa rumah kayu memiliki loteng, tapi biasanya ruangan ini tidak dijadikan kamar tidur, hanya dijadikan ruang penyimpanan saja. Bangunan / rumah dari beton dan baja bisa saja memiliki lebih dari dua tingkat. Ruang bawah tanah jarang terdapat di rumah-rumah pribadi.

fondasi rumah di Jepang
Regulasi pembangunan berbeda setiap wilayah, regulasi ini mengatur hal-hal seperti luas wilayah bangunan dan lain sebagainya. Aturan-aturan ini biasanya disebut dengan  kenpeiritsu (建ペイ率). Misalnya luas wilayah yang hanya boleh dibangun rumah adalah 80% dari total luas tanah. Kenpeiritsu berbeda-beda setiap wilayah di Jepang.

bahan material untuk atap
Nilai pajak dari rumah tergantung material rumah tersebut. Seperti yang sudah ditulis di atas bahwa rumah kayu memiliki usia 20 tahun sedangkan rumah beton memiliki usia 30 tahun. Oleh karena itu nilai rumah di Jepang terdepresiasi setiap tahunnya.

Pola Kehidupan

Banyak orang dewasa dan muda di Jepang lebih memilih untuk tinggal bersama dengan orang tua mereka daripada mencari tempat tinggal yang terpisah. Fenomena ini disebut dengan single parasite (パラサイトシングル). Sebuah survey pada tahun 1998 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan menunjukkan bahwa sekitar 60% dari laki-laki single Jepang dan 80% wanita lajang Jepang berusia 20 hingga 34 tahun tinggal bersama orang tua mereka.

Setelah menikah, pasangan muda sering tinggal bersama dengan orang tua. Oleh karena itu dirumah yang ditinggali oleh dua generasi ini dibuat dua wilayah terpisah untuk masing-masing ditinggali oleh generasi tua dan generasi muda. Fenomena ini dinamakan  nisedaijūtaku (二世代住宅)  atau "rumah dua generasi".

ilustrasi
Di daerah kota-kota metropolitan Jepang, tidak aneh jika dua pasangan muda yang belum menikah tinggal bersama dalam sebuah apartemen sebelum menikah. Secara tradisi, orang tua terus tinggal bersama dengan anak-anak mereka daripada dimasukkan kedalam panti jompo. Tanggung jawab orang tua akan dibebankan kepada anak laki-laki tertua atau disebut dengan atotsugi (跡継ぎ). Karena jumlah orang tua yang tinggal di rumah semakin banyak sehingga permintaan akan produk-produk perawatan orang tua semakin meningkat.

Mungkin kalian pernah liat sebuah apartemen ditinggali oleh dua orang yang tidak saling kenal? Berbagi apartemen seperti ini memang tidak lazim di Jepang. Kebanyakan orang yang belum menikah lebih memilih untuk tinggal di apartemen kecil berukuran individu (wan rūmu manshon). Namun beberapa tahun terakhir di Jepang mengalami perubahan demografi dan sosial ekonomi yang membuat banyak orang untuk saling berbagi ruang apartemen.

Perusahaan dan organisasi di Jepang sering mengirimkan karyawan laki-laki mereka untuk pindah kerja ke berbagai lokasi di Jepang. Tidak selalu dimungkinkan untuk keluarganya pun ikut pindah ke daerah baru tersebut. Dalam hal ini, mereka akan menyewa apartemen kecil dan pada akhir minggu akan pulang ke rumah keluarga di tempat asalnya.

Kepemilikan Rumah

Karena tingginya biaya perumahan di kota-kota besar di Jepang, keluarga yang tinggal di perkotaan lebih memilih untuk menyewa apartemen. Pada tahun 2003, kurang dari setengah dari jumlah rumah di kota besar yang dimiliki oleh warga. Jumlah kepemilikan rumah di daerah pedesaan lebih tinggi dibandingkan kota. Perfektur Toyama memiliki 80% rumah yang dimiliki oleh warga.

"Koukyuu Chintai Mansion" [高級賃貸マンション], high quality rental mansion
Ukuran rumah memang lebih besar daripada apartemen atau kondominium. Ukuran rata-rata rumah di Jepang adalah 121.7 meter persegi, sedangkan ukuran rumah di pedesaan lebih besar yaitu sekitar 178.4 meter persegi.

Dengan bertambahnya usia rumah, pemilik akan menggantinya. Biasanya mereka akan membangun kembali di atas lahan yang sama. Oleh karena itu, penghuni rumah akan tinggal di tempat tinggal sementara. Kontraktor akan menghancurkan rumah dan membangun bangunan yang baru sehingga penghuni dapat kembali menggunakan rumah itu. Dengan tidak pindah rumah (menghancurkan rumah lama dan membangun yang baru di atas lahan yang sama), penghuni memiliki banyak keuntungan yaitu memiliki alamat, nomor telepon, rekening pajak yang sama, dan menghindari biaya tambahan untuk membeli lahan baru. Menggunakan konstruksi kayu dengan umur rumah yang lebih singkat dianggap cara termurah dibandingkan harus merawat dan mempertahankan struktur lama.

Sewa Apartemen dan Rumah 

Untuk menyewa sebuah apartemen di Jepang, calon penyewa mengunjungi agen real estate dan melihat salinan brosur apartemen. Di brosur tersebut disertakan informasi tata letak dan biaya sewa apartemen. Jika tertarik, agen tersebut akan menghubungi pemilik apartemen untuk menyediakan ketersediaan apartemen dan kemudian akan membuatkan janji untuk saling bertemu. Biasanya penyewa tidak dapat menyewa apartemen pada dirinya sendiri,tetapi diwajibkan untuk memiliki penjamin yang menjanjikan untuk membayar sewa jika masalah timbul.

Apato (apartemen dua lantai di Jepang)
Pemilik apartemen atau tuan tanah akan menagih uang muka untuk deposit biaya kerusakan rumah dan untuk biaya sewa. Uang muka untuk biaya sewa ini tidak dapat diminta lagi jika penyewa tidak jadi menyewa apartemen. Di kota-kota besar biasanya disewakan juga rumah dan mansion yang bisa disewa untuk 1 bulan atau 1 minggu dengan fasilitas yang baik dan tentu saja dengan harga sewa yang lebih tinggi.

Guest House

Warga asing di Jepang sering dideskriminasikan oleh agen real estate dan tuan tanah untuk dapat menyewa apartemen dan rumah. Beberapa agen akan menjelaskan mengapa mereka enggan menyewakan apartemen kepada warga asing. Salah satunya adalah sulitnya menemukan penjamin untuk warga asing. Tinggal di Guest House adalah salah satu cara untuk menangani masalah ini. Guest house kadang-kadang disebut juga rumah Gaijin (rumah orang asing). Rumah Gaijin ini dirancang untuk bisa ditinggali oleh warga asing dengan jangka waktu yang singkat dan dengan harga yang wajar.
suasana di salah satu Gaijin House di Tokyo
Sebuah guest house dilengkapi dengan ruangan untuk tidur, dapur bersama , serta kamar mandi bersama. Fasilitas seperti mesin cuci biasanya diberikan dengan menggunakan uang koin untuk mengoperasikannya. Karena persaingan yang ketat diantara penyewa guest house sehingga kebanyakan tuan tanah memberikan banyak fasilitas geratis seperti koneksi internet.

Untuk mengetahui informasi mengenai gaijin house, kalian dapat melihat di sini.

Perumahan Perusahaan

Banyak perusahaan di Jepang memiliki apartemen mereka sendiri, yang disebut shataku. Apartemen ini digunakan oleh karyawan baru untuk tinggal disana. Kadang-kadang shataku terletak dekat dengan kantor perusahaan. Pada tahun 2003, terdapat 1.5 juta unit shataku di Jepang.
shataku

Tunawisma

Departemen Kesejahteraan, Perburuhan, dan Kesehatan Jepang melaporkan bahwa pada tahun 2003 terdapat25.296 orang kehilangan tempat tinggal. Osaka, Tokyo, dan Aichi adalah prefektur dengan populasi tunawismatertinggi. Kementerian menemukan bahwa sekitar 41% tinggal di taman perkotaan dan 23% di sepanjang tepi sungai,dan ada juga yang tinggal di jalan-jalan dan stasiun kereta api. Tunawisma di Jepang terbilang sopan, karena mereka tidak meminta-minta seperti di Indonesia. Padahal jika mereka meminta, pemerintah Jepang tentu mau untuk memberikan donasi bagi mereka.

warga Jepang bersifat cuek terhadap tunawisma

Nah kira-kira bagaimana ulasan tentang perumahan di Jepang ini? Semoga bermanfaat bagi kalian yang ingin punya rencana tinggal di Jepang. O ya, jangan lupa untuk like facebook haloJepang.blogspot di link ini.

No comments:

Post a Comment

Ads Inside Post